RESUME CHROMIUM (Cr) LIMNOLOGI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAAN


RESUME
Chromium (Cr)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu
Matakuliah: Limnologi



 









Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ir. Diana Arfiati, MS

Disusun Oleh :
Fika Fitrianesia                    NIM: 185080101111002

KELAS : M01



JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Chromium (Cr)
Menurut Sukandarrumidi et al (2018), Chromium (Kromium = Cr) merupakan logam pasif, berwarna putih perak dan lunak jika dalam keadaan murni. Chromium memiliki kemampuan ketahanan terhadap korosi karena reaksi dengan oksigen akan menghasilkan Cr2O3 yang bersifat nonpori. Logam Cromium mempunyai titik leleh 1.837oC hingga 1.877oC dan mempunyai titik didih 2.672oC.
Menurut Haryati Iet al (2011) Ion krom dalam bentuk Cr(III) danCr(VI)merupakan bilangan oksidasi logam Cr yang banyak terdapat dilingkungan. Krom trivalen dalam sistembiologis termasuk logam esensial bagimanusia. Krom dalam dosis 20-50μg per100 g bobot badan memiliki fungsi yang baik dalam metabolisme karbohidrat,metabolisme lipid, sintesis protein dan metabolisme asam nukleat. Selainsebagai logam esensial, krom juga digolongkan sebagai logam berat dengan sifat beracun yang dapat menyebab kangangguan kesehatan dan juga bersifat karsinogenik terhadap manusia. Logam Kromium biasanya digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatanbaja tahan karat dan membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna.Disamping itu digunakan dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan permukaan logam yang keras dan indahdan juga dapat mencegah korosi. Khrom memberikan warna hijau emerald pada kaca. Khrom juga digunakan sebagaikatalis. Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata,karena khromit memiliki titik cair tinggi,pemuaianyangrelatifrendahdankestabilan struktur Kristal.

B.           Sumber Chromium
Menurut Azhar et al (2012), Keberadaan logam Cr di perairan Wedung diduga berasal dari kegiatan pertanian yang menggunakan pupuk dan pestisida. Logam Cr tergolong logam yang hadir di alam akibat aktivitas alami seperti kegiatan vulkanik dan aktivitas buatan (antropogenik) seperti kegiatan pertaniaan dalam pemakaian pupuk dan pestisida.
Menurut Haryati et al (2011), Kromium merupakan logam yang keras, tahan panas, elektropositif, dan penghantar panas yang baik. Keberadaannya sangat melimpah di kerak bumi, biasanya dalam bentuk trivalent (Cr3+) dan hexavalent (Cr6+). Sumber Cr6+ berasal dari industri pelapisan logam dan produksi pigmen, sedangkan Cr3+ banyak terdapat dalam limbah industri tekstil, penyamakan kulit, dan gelas keramik.
Menurut Sukandarrumidi et al (2018), logam chromium (Cr) dapat masuk ke dalam semua lingkungan, baik perairan, tanah maupun udara. Chromium masuk ke dalam lingkung melalui berbagai sumber dan cara. Sumber logam Chromium ke lingkungan yang paling umum adalah dari kegiatan industry, kegiatan rumah tangga, dan dari pembakaran serta mobilisasi bahan-bahan bakar (batu bara, minyak bumi dan gas bumi). Di dalam perairan, masuknya Cr dapat terjad karena beberapa faktor alam, seperti erosi yang terjadi pada batuan yang mengandung logam Cr.

C.           Fungsi Chromium Bagi Makhluk Hidup

Menurut agromedia (2018), ada lima fungsi chromonium dalam metabolism tubuh ikan, yakni mengaktivitasi GTF dan meningkatkan bioaktivitas insulin, sensitivitas target, aliran glukosa ke sel dan kapasitas kinerja insulin.
Menurut Nurkhasanah (2015), Logam berat kromium yang masuk ke dalam tubuh ikan akan masuk dalam proses fisiologis atau metabolisme tubuh. Interaksi yang terjadi antara logam berat kromium dengan unsur biologi tubuh dapat menyebabkan terganggunya proses metabolisme, hal ini dikarenakan kromium yang masuk ke dalam sel akan terlarut dalam darah dan mempengaruhi kerja enzim. Kromium melewati membran sel melalui empat mekanisme yaitu difusi pasif lewat membran, filtrasi lewat pori-pori membran, transport dengan perantaraan carrier, dan pencaplokan oleh sel (pinositosis) Cr6+ yang masuk melalui insang dapat mudah menembus membran sel karena insang langsung bersentuhan dengan air, hal ini terkait dengan sifat dari senyawa Cr6+ yang mudah menembus membran sel melalui sistem transportasi anion dan memiliki kemampuan meminjam atau mengurangi elektron pada Cr3+. Cr6+ lebih aktif 1000 kali dibanding dengan Cr3+ dalam menembus membran sel, sehingga sel tersebut akan rusak. Logam Cr6+ akan menembus membran sel epitel insang, masuk ke dalam kapiler darah, kemudian dibawah oleh cairan darah menuju organ tertentu (seperti hati dan ginjal). Pada daerah yang berdekatan dengan organ tertentu (seperti hati dan ginjal) tersebut, logam Cr6+ akan menembus endothelium darah sehingga logam Cr6+ akan masuk ke dalam organ tersebut. Pada organ tertentu (seperti hati dan ginjal) logam Cr6+ akan difiksasi oleh protein yang berperan sebagai enzim, sehingga akan menghambat kerja enzim tersebut, dan pada akhirnya akan mengganggu metabolisme sel. Perairan yang tercemar logam berat kromium akan membahayakan organisme perairan yang hidup di dalamnya, hal ini dikarenakan logam berat kromium tersebut akan terakumulasi dalam tubuh ikan, sehingga apabila ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia maka dapat terakumulasi dalam tubuh manusia. Akumulasi logam berat kromium di dalam tubuh manusia akan menimbulkan toksisitas akut dan kronis. Toksisitas akut akibat logam berat kromium adalah muntah, diare berdarah dan gangguan saluran pencernaan. Efek lain yang muncul adalah nekrosis hati, nekrosis ginjal, dan keracunan. Sedangkan toksisitas kronis logam berat kromium (Cr3+ dan Cr6+) dilaporkan meliputi iritasi kulit, gangguan pada hati, gangguan syaraf pada anak-anak sehingga dapat menurunkan IQ, dan kanker paru-paru.
D.           Manfaat Boron       
Menurut agromedia (2018), suplemen kromium mampu memperbaiki aliran glukosa dasah ke dalam sel sehingga karbohidrat pakan dapat di manfaatkan secara efektif sebagai sumber energy metabolism. Biasanya makhluk hidup kekurangan ernegi dari karbohidrat atau lemak secara alamiah protein yang sebenarnya berguna untuk pertumbuhan dan perbaikan sel tubuh yang rusak dan akan diubah menjadi energy.
Menurut Sukandarrumidi et al (2018), penggunaan logam chromium untuk membuat alloy, yang di manfaatkan untuk berbagai industry. Chromium (VI) dan Chromium (III) biasanya di gunakan untuk pewarnaan, menyepuh logam dan pencelupan.Chromium (0) biasanya digunakan dalam pembuatan baja untuk meningkatkan kekuatan, kekerasan dan resistensi logam.
KESIMPULAN


Chromium (Kromium = Cr) merupakan logam pasif, berwarna putih perak dan lunak jika dalam keadaan murni. Chromium memiliki kemampuan ketahanan terhadap korosi karena reaksi dengan oksigen akan menghasilkan Cr2O3 yang bersifat nonpori. ada lima fungsi chromonium dalam metabolism tubuh ikan, yakni mengaktivitasi GTF dan meningkatkan bioaktivitas insulin, sensitivitas target, aliran glukosa ke sel dan kapasitas kinerja insulin. logam berat kromium akan membahayakan organisme perairan yang hidup di dalamnya, hal ini dikarenakan logam berat kromium tersebut akan terakumulasi dalam tubuh ikan, sehingga apabila ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia maka dapat terakumulasi dalam tubuh manusia. Akumulasi logam berat kromium di dalam tubuh manusia akan menimbulkan toksisitas akut dan kronis. Toksisitas akut akibat logam berat kromium adalah muntah, diare berdarah dan gangguan saluran pencernaan.


















DAFTAR PUSTAKA

Agromedia. 2018. Panduan lengkap budidaya guramei. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka
Azhar, Husnan., I. Widowati., dan J.Suprijanto. 2012. Studi kandungan logam berat Pb, Cu, Cd, Cr pada kerang simping (amusium pleuronectes), air dan sedimen di perairan Wedung, Demak serta analisis maximum tolerable intake pada manusia. Journal Of Marine Research.1(2):35-44
Haryati, Sri. E. Supraptiah dan M.D.Bustan.2011.pengujianperformanceadsorben serat buah mahkotadewa (phaleria marcocarpa (scheff)) dan clay terhadap larutan yang mengandung logam kromium. Graduate Program of Chemical Engineering. Vol. 1:18-23
Nurkhasanah, silviatun. 2015. Kandungan logam berat kromium (cr) dalam air, sedimen, dan ikan nila (oreochromis niloticus) serta karakteristik biometrik dan kondisi histologisnya di sungai Cimanuk lama, kabupaten Indramayu. Skripsi. Institut pertanian bogor.
Sukandarrumidi., F.W.Maulana., dan Arie Noor Rakhman.2018. Geotoksikologi usaha menjaga keracunan akibat bencana geologi. Yogyakarta : UGM Press.



Comments

Popular posts from this blog

Makalah Sistem Integumen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

MAKALAH PLANKTONOLOGY EUGLENA GRACILIS FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN MENGGUNAKAN JURNAL INTERNASIONAL