MAKALAH PLANKTONOLOGY EUGLENA GRACILIS FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN MENGGUNAKAN JURNAL INTERNASIONAL


BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah           
Pada tahun 2014 Uni Eropa mengadaptasi strategi untukmengembang-kan bioekonomi di Eropa, di mana pengembangan dan penggunaan teknologi ganggang adalah sangat penting (Enzing et al. 2014).  Mikroalga merupakan kelompok beragam organisme fotosintesis yang tumbuh diperairan lingkungan, dan beberapa spesies mikroalga adalah di antara organisme pertama yang menghuni planet bumi. Saat ini mikroalga adalah salah satu organisme penghasil oksigen paling banyak di planet ini (Darzin et al. 2010). Salah satu alasan mengapa mikroalga dianggap sebagai organisme yang menarik untuk mengembangkan bioekonomi di Eropa adalah banyak kegunaannya. Mereka dapat meningkatkan kualitas gizi dan fungsional makanan (Chacón-Lee & González-Mariño 2010), digunakan untuk memproduksi biofuel (Darzin et al. 2010), dan memberi makan untuk hewan (Kleivdal et al. 2013). atau digunakan untuk mengekstrak senyawa untuk berbagai kegunaan. Sudah lama ada minat dalam budidaya mikroalga karena multiplikasi yang cepat,efisien konversi cahaya matahari yangmenjadi energi dan siklus pertumbuhan yang pendek. Selain itu, mikroalga dapat tumbuh di tanah yang secara tradisional tidak dapat ditanami, dan menggunakan limbah industri makanan atau air limbah publik sebagai budidaya media(Darzin et al. 2010). Faktanya mikroalga yang digunakan manusia sudah ada sejak ratusan tahun lalu, dan mikroalga digunakan di banyak wilayah di dunia termasuk Amerika Tengah, Afrika, dan Asia (Borowitzka 2013). Istilah mikroalga datang pada tahun 1869 bersamaan ketika mikroalga pertama kali dibudidayakan di media anorganik sederhana. Seperti banyak teknologi baru, upaya pertama memiliki keberhasilan yang terbatas,dan tidak sampai keberhasilan Beijerinck pada tahun 1890 dan Miquel pada tahun 1892 bahwa budidaya mikroalga modern memiliki mekar pertama (Borowitzka 2013). Selain sebagai makanan,  produk pertama yang diproduksi adalah suplemen makanan dan nutraceuticals dan mereka masih merupakan produk komersial utama di pasaran saat ini (Darzin et al. 2010). Produk spirulina dan chlorella dianggap sebagai "makanan super" dan saat ini dimakan olehpeduli kesehatan di konsumen yangseluruh dunia (Chacón-Lee & González-Mariño 2010). Karbohidrat alga telah lama digunakan dalam aplikasi komersial, dan diyakini bahwamikroalga polisakaridadapat memiliki beragam penggunaan industri dan komersial juga (Matos et al. 2017). Mikroalga yang berbeda menghasilkan karbohidrat yang berbeda yang dapat dimanfaatkan dengan cara yang unik  (Varfolomeev & Wasserman 2011) tidak hanya sebagai bahan sehat dalam makanan (Matos et al. 2017) tetapi juga sebagai bahan struktural (Wells et al. 2017)
Keberadaan fitoplankton di perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan. Keberadaan fitoplankton sangat berpengaruh terhadap kehidupan di perairan karena memegang peranan penting sebagai makanan berbagai organisme perairan. Dalam rantai makanan (tingkat tropik), fitoplankton menduduki posisi paling bawah sebagai sumber makanan utama untuk hewan-hewan perairan. Dapat dikatakan bahwa perairan yang produktivitas primer fitoplanktonnya tinggi akan mempunyai potensi sumberdaya hayati yang besar (Sundari, 2016). Menurut Janse (2006) fitoplankton atau algae mikroskopik di air tawar ada 7 divisi, yaitu: Cyanophyta (Blue-green algae), Chrysophyta (Golden-brown algae), Bacillariophyta (Diatoms), Cryptophyta (Cryptomonads), Dinophyta (Dinoflagellates), Euglenophyta (Euglenoids), dan Chlorophyta (Green algae).
Mikroalga merupakan tumbuhan berklorofil, berukuran dari beberapa micron sampai bermeter-meter, hidupnya bergantung pada gerakan air di dalam air tawar atau air laut (Alya, 2009), tumbuhan tallus, yang tumbuhnya hanya satu jenis sel/jaringan, belum terbagi atas akar, batang dan daun (Yatim, 2012), hidup di air dapat bergerak aktif dan ada yang tidak dapat bergerak (Tjitrosoepomo, 2011), dan tanaman yang paling efisien dalam menangkap dan memanfaatkan energi matahari dan CO2 untuk keperluan fotosintesis (Nurhayati, 2013). Salah satu habitat mikroalga yaitu air tawar, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Winahyu, (2013), mikroalga adalah mikroorganisme aquatik fotositetik berukuran mikroskopis, yang dapat ditemukan di dalam air tawar dan air laut, dan termasuk ke dalam jenis makhluk hidup fotoautotrof. Salah satu sumber perairan tawar yang dapat ditemukan di permukaan bumi yaitu danau. Pelczar (2010) menyatakan bahwa Divisi Euglenophyta merupakan alga unisesuler yang bergerak secara aktif dengan flagel, reproduksi dengan pembelahan biner, terdapat di tanah maupun dalam air dan membentuk selaput seperti beludru, ciri-ciri hamper menyerupai hewan, sel kaku, dan beberapa spesies mempunyai bintik mata merah yang jelas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Euglenophyta dan salah satu contohnya?
2. Bagaimana ciri-ciri morfologi Euglenophyta dan Euglena Gracilis ?
3. Bagaimana morfologi, habitat dari Euglenophyta dan Euglena Gracilis ?
4. Apa saja peranan Euglenophyta dan Euglena Gracilis yang mencangkup kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan?

1.3 Tujuan
1.      Agar mahasiswa memahami pengertian Euglenophyta dan salah satu spesies nya.
2.      Agar mahasiswa mengetahui cirri-ciri morfologi Euglenophyta dan salah satu spesies nya.
3.      Agar mahasiswa mengetahui Fisiologi dari Euglenophyta dan salah satu spesies nya.
4.      Agar mahasiswa mengetahui peranan Euglenophyta dan salah satu spesies nya.yang mencangkup kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan?
1.4 Manfaat
Agar mahasiswa lebih banyak mengerti dan lebih mengetahui mengenai Euglenophyta dan salah satu spesies nya. mencangkup morfologi, anatomi, fisiologi, dan peranan terhadap lingkungan.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian EUGLENOPHYTA
Divisi Euglenophyta adalah mikroalgaunisesuler,bergerak aktif, reproduksinya dengan pembelahan biner, memiliki sista dorman dan memiliki bintik mata yang jelas(Pratiwi, 2008). Mikroalga divisi Euglenophytabanyak ditemukan dan melimpah, sesekali mewarnai air kolam berwarna hijau tua, atau membentuk filamen hijau di permukaan. Euglena berenang bebas di berbagai habitat, dapat ditemukan di hampir semua lokasi di mana ada air tawar atau payau, berkembang dengan baik di lingkungan yang tercemar atau diperkaya, terutama bila ada banyak limbah organik(Vuuren, et.al, 2006)
Menurut Kasrina et al (2012), Divisi Euglenophyta merupakan organisme bersel tunggal dengan susunan sel eukariota. Spesiesyang ditemukan yaitu Euglena sp. Pada dasarnya euglena memiliki dua buah flagel tipe cambuk berjumbai, dengan tonjolan lateral yang berupa bulu yang terletak pada satu barisan sepanjang flagel. Ciri khas Euglenasp yaitu dapat bergerak dengan cepat. Divisi Eulenophyta memiliki tipe klorofil a, b, dan karoten sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam plasmalema.
Pelczar (2010) menyatakan bahwa Divisi Euglenophyta merupakan alga unisesuler yang bergerak secara aktif dengan flagel, reproduksi dengan pembelahan biner, terdapat di tanah maupun dalam air dan membentuk selaput seperti beludru, ciri-ciri hampir menyerupai hewan,sel kaku, dan beberapa spesies mempunyai bintik mata merah yang jelas. Euglenophyta   beranggotakan   organisme   yang   disebut   euglenoid. Sebagian  besar  euglenoid  hidup  di  air  tawar  yang  kaya  bahan-bahan  organik atau  mengalami  eutrofikasi.  Euglenoid  tidak  memiliki  dinding sel  tetapi memiliki lapisan protein yang fleksibel disebut pelikel atau periplas. Beberapa jenis  euglenoid  mengandung  klorofil  a  dan  klorofil  b.  Cadangan makanan  disimpan dalam bentuk paramilon yaitu suatu polisakarida (Pujiyanto, 2008, Dalam Dahliani, 2016)
Gambar 3.1 Contoh Euglenophyta, Euglena
(sumber: http://ragamorganisme.com) diakses tanggal 1 Febuari 2019
Anggota euglenoid  yang terkenal adalah Euglena. Euglena merupakan organisme  yang memiliki tubuh seperti daun dengan ujung depan tumpul dan belakang  lancip.  Euglena  memiliki  alat  gerak  berupa  flagel  yang  panjang. Euglena  dapat  hidup  secara  autotrof.  Jika  terkena  cahaya  maka  terjadi  proses fotosintesis sehingga bersifat holofitik. Jika lingkungan tidak menguntungkan, Euglena mengambil zat organik dari lingkungan sekitar atau bersifat holozoik (Karma, 2007 Dalam Dahliani, 2016) Dan di dalam makalah ini akan menjelaskan contoh spesies dari Euglenophyta yaitu Euglen Gracilis
2.2 Ciri-ciri Euglenophyta
Sifat-sifat umum Euglenophyta (Widyastuti, 2008)
a.    Mempunyai titik merah pada bagian anterior tubuhnya yang dianggap sebagai “mata”-nya dan sensitif terhadap sinar. Oleh karena itu disebut Euglenophyta : eu = sungguh-sungguh, glenos = mata, sehingga Euglenophyta berarti tumbuh-tumbuhan yang sungguh-sungguh mempunyai mata.
b.    Terdiri dari holophytic type, saprophytic type dan holozoic-type. Pada holozoic-type tidak mempunyai “mata”. Holophytic-type mempunyai cadangan makanan karbohidrat, yang disebut paramilum, protein dalam bentuk pirenoid, dan lemak.
c.    Mempunyai flagel yang agak panjang, yang seringkali melebihi panjang tubuhnya. Ada yang mempunyai satu, dua atau tiga flagel. Dalam kista, spesimen-spesimen melepaskan flagelnya dan dapat dibuat lagi bila spesimen-spesimen keluar dari kista dan hidup sebagai plankton.
d.    Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, dan karotin, warna merah yang ada dalam badannya disebabkan oleh adanya hematokrom.
Pada umumnya Euglena spp membelah diri secara longitudinal, selama hidup sebagai plankton. Genera ini dapat membelah diri waktu berada dalam kista (reproductive-cyste). Pada spesimen-spesimen yang protoplasmanya tersimpan dalam kotak yang dindingnya tebal, protoplasma keluar dari kotak dan membelah diri, tiap protoplasma hasil pembelahan diri, membentuk kotak baru masing-masing.
2. 3 Macam-macam bentuk kista dari Genus Euglena Menurut Widyastuti 2008
Genus Euglena dapat membentuk macam-macam kista yaitu :
a.    Protektive cyste
Cyste ini dibentuk untuk perlindungan terhadap bahan-bahan yang beracun atau sinar matahari yang kuat. Misalnya pada waktu pagi dan sore hari.
b.    Reproduktive cyste
Ada kemungkinan pada kista tersebut, protoplasma membelah diri dalam 2 atau 4 bagian dan tiap-tiap bagian nanti menjadi satu individu. Dalam kista tiap individu dapat bergerak dengan flagel yang terbentuk.
c.    Temporary cyste atau Resting cyste
Terbentuk pada individu beristirahat, atau jika ada sinar matahari yang kuat. Dinding-dinding kista dari sellulosa ini dapat membuka dalam 2 bagian yang simetrik.
2. 4 Ciri- ciri Genus Euglena
The Euglena  genus adalah genus mikroalga dengan sejarah panjang penelitian, seperti yang sudah diamati dan dicatat pada tahun 1674 oleh Belanda Anton van Leeuwenhoek. Dalam sebuah surat kepadakerajaan masyarakatia menulis tentang organisme hijau yang ia temukan di sebuah danau di Irlandia. Mengikutinya banyak peneliti lebih lanjut mempelajari organisme, tetapi itu tidak sebelum 1830, lebih dari 150 tahun kemudian Kristen Jerman G. Ehrenberg pertama kali mendirikan nama Euglena (Buetow, 2001 dalam Helsinki, 2018)
Organisme dalam Euglena genus memiliki genom hibrida yang mengandungEuglena gen dan gen eukariotik-spesifik, dan eukariotik yang diperoleh selama sekunder endosimbiosis. Mungkin sulit untukmengklasifikasikan sejarah evolusi suatu organisme yang memiliki tingkat transfer gen horizontal (Ahmadinejad et al. 2007). Dengan demikian, Euglena telah dianggap sebagai protista, flagellate, kinetoplastida dan photoautotrophs.(Ahmadinejad et al. 2007).
Golongan Euglena spp mempunyai dinding seperti membran tipis, lunak.
Dengan demikian bentuk-bentuk Euglena dapat berubah-ubah, terlebih lagi jika ada substrat. Beberapa Euglena dapat bergerak maju dengan memperpanjang dan memperpendek badannya seperti ulat. Spesimen ini banyak terdapat pada perairan yang mengalami proses pembusukan dan mengandung sedikit zat asam. Phyllum Euglenophyta kebanyakan (90 %) hidup dalam air tawar yang banyak mengandung bahan-bahan organik (Widyastuti, 2008)
2.5 Contoh Spesies
             2.5.1 Pengertian Euglena Gracilis
Ada lebih dari 250 spesies Euglena yang telah dicatat dan dijelaskan dalam literatur ilmiah (Buetow 2001). Salah satunya,  E. gracilis adalah salah satu mikroalga pertama yang didomestikasi. Ini karena mudah tumbuh di banyak media berbeda dalam skala kecil dan besar. Selain itu, E. gracilis mudah difraksinasi meskipun memiliki pelikel yang kaku (Buetow 2001).
E. gracilis adalah spesies yang paling banyak dipelajari dari genus Euglena. Ini bersel tunggal, sebagian besar berbentuk spindle, memiliki warna hijau yang kuat, dan memiliki dua flagela yang satu sangat panjang. (Buetow 2001). Seperti spesies genus lainnya, E. gracilis secara alami ditemukan dalam  air tawar dan panjangnya sekitar 50 μm dan lebar 10 μm (Buetow 2001). Mengelilingi   E. gracilis seladalah pelikel kaku. Dibandingkan dengan lain  tanaman, pada E. gracilis pelikel ini istimewa, karenatipikal  dinding selterdiri dari polisakarida atau glikoprotein  (O'Neill et al. 2015). Pelikel ini, bagaimanapun, dibangun dari  70-80% protein, 6-17% karbohidrat dan 12-17% lipid  (Priesfield, Scholten-Beck & Ruppel 1997).sel  Kompleks membran(pelikel) kaku dengan punggung dan  alur dan memiliki empat fibril dan tubulus subpellicular dari  retikulum endoplasma. Ia juga memiliki lapisan lendir  yang disekresikan melalui saluran mukifer ke bagian luar  sel, yang melapisi pelikel (Buetow 2001). Di dalam
Gambar 2.5.1
 (Sumber : journal Helsinki Study of carbohydrates in Euglena gracilis Mathias).  Di akses pada 5 Febuari 2019
Sel E. gracilis dan penting   sel E. gracilis memiliki kloroplas yang terletak di pusat yang  memiliki fitur organisme. Warna sel berwarna hijau, dan memilikiekor panjang yang khas, ikatan klorofil a dan b. Ini adalah fotosintesis pusat E. gracilis, dan dengan demikian parameter penyimpanan karbohidrat ditemukan di pusat kloroplas pada pirenoid yang ditutupi dengan paramylon (Buetow 2001). Kloroplas dikelilingi oleh membran berbentuk piring berlapis tiga dengan margin bergelombang. (Buetow 2001). Meskipun E. gracilis sebagian besar berbentuk spindle, sering juga dapat mengubah bentuknya. Euglenoid  Gerakanadalah fitur dari semua organisme Euglena, di mana mereka terus berkembang dan  mengekstraksi dengan cara yang menyerupai gerakan (Buetow 2001). E. gracilis juga mengubah strukturnya sesuai dengan lingkungannya. Misalnya, dalam medium yang sangat salin, ia mengambil bentuk globular (Takenaka et al. 1997). Karakteristik E. gracilis flagellum adalah antara 1⁄2 hingga 2⁄3 dari panjang sel dan terletak dekat dengan fotoreseptor yang dikenal sebagai stigma. Dengan mengalahkan flagel E. gracilis menciptakan gerakan penting untuk mengoptimalkan fotosintesis. Stigma atau "merah  mata" memberi sinyal flagela kapan harus dikalahkan dan kapan harus berhenti berdetak sesuai dengan jumlah  cahaya yang diterimanya. Dengan demikian, mengoptimalkan sudut cahaya untuk fotosintesis (Buetow 2001). E. gracilis memiliki nukleus 45-kromosom bulat. Kromosom terkondensasi pada semua fase siklus sel, membuat pembelahan sel terjadi melalui mitosis khusus di mananuklir amplopdan endosom tidak hancur (Buetow 2001). sel mitokondria Retikulum berukuran besar, dan bercabang di seluruh sel. Percabangan dan ketebalan bervariasi sesuai dengan situasi gizi dan fase pertumbuhan E. gracilis (Buetow 2001).
2.5.2 Klasifikasi Euglena Gracilis Menurut Klebs (2013)
Klasifikasi Euglena Gracilis
Domain
Eukaryota
Division
Euglenozoa
Class
Euglenoidea
Order
Euglenales
Family
Euglenaceae
Genus
Euglena
Species
E. gracilis

Description: C:\Users\fikaf\Downloads\UtrD2c8uwKdm.jpg
Gambar 2.2 Contoh Euglena Gracilis
(sumber : journal Über die Organisation einiger Flagellatengruppen und ihre Beziehungen zu Algen und Infusorien) Di akses pada 3 febuari 2019
2.5.3 Parameter kehidupan Euglena Gracilis
           Menurut Pescod (1973) dan Ray (1964) menyatakan bahwa suhu air antara 20-300C merupakan suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton. Sedangkan Reynolds (1990) mengemukakan bahwa proses fitisintesis dan pertumbuhan sel algae maksimum terjadi pada kisaran suhu 25-400C.faktor abiotik pH juga mempengaruhi keberadaan fitoplankton. Air normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5 – 7,5. Air dapat bersifat asam atau basa tergantung pada besar kecilnya pH air atau konsentrasi ion hidrogen dalam air. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah pH air yang pada akhirnya akan mengganggu kehidupan mikroorganisme di dalam perairan tersebut. Nilai pH air yang optimum bagi fitoplankton berkisar antara 6 – 8 (Kristanto, 2004).
2.5.4 Manfaat dan kerugian dari Euglena Gracilis
       sel-sel ganggang E. gracilis dapat tumbuh sebagai obligat fotoautotrofi, atau wajib heterotrof (Osafune et al., 1990), dan memiliki potensi besar untuk produksi berbagai metabolit. biomassa E. gracilis potensi memiliki potensi besar untuk produksi berbagai metabolit. biomassa E. gracilis potensi memiliki potensi besar untuk produksi berbagai metabolit. biomassa E. gracilis potensi sumber protein (Hosotani et al, 1988), asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh (dan Barsanti- Gualtieri, 2006), dan antioksidan dans ester seperti beta-karoten, E., vitamin C, vitamin E (Takeyama et al., 1997) dan paramylon (Barsanti dan Gualtieri, 2006).
         E. gracilis digunakan untuk pertumbuhan banyak zat organik seperti asetat, glukosa, glutamat, suksinat, piruvat dan etanol dengan dan tanpa kehadiran cahaya. E. gracilis selama pertumbuhan dari sejumlah asam lemak metabolis, dan gula alkohol (Hosotani et al., 1988).

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.    Euglenophyta adalah mikroalgaunisesuler,bergerak aktif, reproduksinya dengan pembelahan biner, memiliki sista dorman dan memiliki bintik mata yang jelas(Pratiwi, 2008).
2.    Sifat-sifat umum Euglenophyta Mempunyai flagel yang agak panjang, yang seringkali melebihi panjang tubuhnya. Ada yang mempunyai satu, dua atau tiga flagel. Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, dan karotin, warna merah yang ada dalam badannya disebabkan oleh adanya hematokrom. Terdiri dari holophytic type, saprophytic type dan holozoic-type. Pada holozoic-type tidak mempunyai “mata”. Holophytic-type mempunyai cadangan makanan karbohidrat, yang disebut paramilum, protein dalam bentuk pirenoid, dan lemak.
3.    Sel E. gracilis dan penting   sel E. gracilis memiliki kloroplas yang terletak di pusat yang  memiliki fitur organisme. Warna sel berwarna hijau, dan memilikiekor panjang yang khas, ikatan klorofil a dan b. Ini adalah fotosintesis pusat E. gracilis, dan dengan demikian parameter penyimpanan karbohidrat ditemukan di pusat kloroplas pada pirenoid yang ditutupi dengan paramylon (Buetow 2001).
4.    E. gracilis digunakan untuk pertumbuhan banyak zat organik seperti asetat, glukosa, glutamat, suksinat, piruvat dan etanol dengan dan tanpa kehadiran cahaya. E. gracilis selama pertumbuhan dari sejumlah asam lemak metabolis, dan gula alkohol (Hosotani et al., 1988).








DAFTAR PUSTAKA
Ahmadinejad, N., Dagan, T. & Martin, W. 2007, Genome History In The Symbiotic Hybrid Euglena Gracilis, Gene, 402(1), pg 35-39.
Alya, Q. 2009. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar. Bandung: Pt  Jaya Adipratama.
Barsanti L., Gualtieri P. (2006) Algae: Anatomy, Biochemistry And Biotechnology, Crc Press, Usa.
Buetow, D.E. 2001, Euglena, Teoksessa Els, John Wiley & Sons, Ltd. Chacón-Lee, T.L. & González-Mariño, G.E. 2010, Microalgae For “Healthy” Foods—
Darzin, A., Pienkos, P. & Edye, L. 2010, Current Status And Potential For Algal Biofuels Production. Iea Bioenergy Task 39, August 2010. (Pdf: 2 Mb).
Devi Dahliani, 125040114 (2016) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Bahan Ajar Peta Konsep Bergambar Pada Konsep Protista. Skripsi(S1) Thesis, Fkip Unpas.
Enzing, C., Ploeg, M., Barbosa, M. & Sijtsma, L. 2014, Microalgae-Based Products For The Food And Feed Sector: An Outlook For Europe, European Commission, Edificio Expo. C/Inca Garcilaso, 3. E-41092 Seville (Spain).
Helsinki.2018. Study Of Carbohydrates In Euglena Gracilis Mathias Rudolf Amundsen. Department Of Food And Nutrition .University Of Helsinki.Ekt Series 1817
Hosotani K., Ohkochi T., Inui H., Yokota A., Nakano Y., Kitaoka S. (2018) Photoassimilation Of Fatty Acids, Fatty Alcohols Ans Sugars By Euglena Gracilis Z. Journal Of General Microbiology, 134, 61-66.
Janse, Van Vuuren Sanet., Jonathan Taylor., Carin Van Ginkel And Annelise Gerber. 2006. Easy Identification Of The Most Common Freshwater Algae. A Guide For The Identification Of Microscopic Algae In South African Freshwater. North-West University: Pretoria.
Kasrina, Sri Irawati Dan Wahyu E Jayanti. 2012.Ragam Jenis Mikroalga Di Air Rawakelurahan Bentiring Permai Kota Bengkulusebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi. Jurnal Exacta, Vol. X(1):40
Klebs, G. (2013). Über Die Organisation Einiger Flagellatengruppen Und Ihre Beziehungen Zu Algen Und Infusorien. Untersuchungen Aus Dem Botanischen Institut Zu Tübingen 1: 233-362, Pls Ii, Iii.
Kleivdal, H., Chauton, M., S. & Reitan, K.I. 2013, Proalgae Industrial Production Of Marine Microalgae As A Source Of Epa And Dha Rich Raw Material In Fish Feed – Basis, Knowledge Status And Possibilities, Uni Research, Norway.
Kristanto, P. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi.
Matos, J., Cardoso, C., Bandarra, N.M. & Afonso, C. 2017, Microalgae As Healthy Ingredients For Functional Food: A Review, 8(8): 2672-2685.
Nurhayati, T., Mochamad, B.H, Dan Musthofa, L. 2013. Penggunaan Fotobioreaktor Sistem Batch Tersirkulasi Terhadap Tingkat Pertumbuhan Mikroalga Chlorella Vulgaris, Chlorella Sp. Dan Nannochloropsis Oculata. J. Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem. 1[3]: 249-257
Osafune T., Sumida S., Ehara T., Ueno N., Hase E., Schiff J. A. (1990) Lipid (Wax) And Paramylum As Sources Of Carbon And Energy For The Early Development Of Proplastida In Darkgrown Euglena Graclis Cells Transferred To An Inorganic Medium. Journal Of Electron Microscopy.(39): 372-381.
Pelczar, M.Z. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia
Pescod, M. B. 1973. Investigation Of Rational Effluent And Stream Standards For Tropical Countries.Bangkok: Asean Institut Of Technology Bangkok.Ray, D And N. G. S.
Pratiwi, S. T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.
Priesfield, A., Scholten-Beck, G. & Ruppel, H.G. 1997, Cell Surface Glycoconjugates Of Euglena Gracilis (Euglenozoa): Modifications Under Potassium And Magnesium Deficiency, Zeitschrift Für Naturforsch, 52(C):33-41.
Puput Putri Kus Sundari.2016. Dentifikasi Fitoplankton Di Perairan Sungai Pepe Sebagai Salah Satu Anak Sungai Bengawan Solo Di Jawa Tengah.Laporan Penelitian. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Ray. 1964. Diversity Of Freshwater Diatoms In Reaction To Some Physicochemical Condition Of Water.Blachistar:35-36.
Reynold, C. S. 1990. The Ecology Of Freshwater Phytoplankton.Cambridge: Cambridge Unversity Press.Wu, J.T, 1984. Phytoplankton As Bioindicator For Water Quality Intaipei.Bot. Bull. Academia Sinica 25: 205-214.
Takenaka, S., Kondo, T., Nazeri, S., Tamura, Y., Tokunaga, M., Tsuynama, S., Miyatake, K. & Nakano, Y. 1997, Accumulation Of Trehalose As A Compatible Solute Under Osmotic Stress In Euglena Gracilis Z, Journal Of Eukaryotic. Microbiology, 44(6):609-613.
Takeyama H., Kanamaru A., Yoshino Y., Kakuta H., Kawamura Y., Matsunaga T. (1997) Production Of Antioxidant Vitamins, ß-Carotene, Vitamin C, Vitamin E, By Twostep Culture Of Euglena Gracilis Z. Biotechnology And Bioengineering, 53:185-190.
Tjitrosoepomo. G. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Ugm
Varfolomeev, S. & Wasserman, L. 2011, Microalgae As Source Of Biofuel, Food, Fodder, And Medicines, Applied Biochemistry And Microbiology, 47(9):789-807
Vuuren, S.J.V., Jonathan.T, Carin.V.G&Annelise, G.(2006). Easy Identification Of The Most Common Freshwater Algae. South African: North-West University Noorowes-Universitiet.
Wells, M.L., Potin, P., Craigie, J.S., Raven, J.A., Merchant, S.S., Helliwell, K.E., Smith, A.G., Camire, M.E. & Brawley, S.H. 2017, Algae As Nutritional And Functional Food Sources: Revisiting Our Understanding, Journal Of Applied Phycology, 29(2):949-982
Widyastuti, Endang. 2008.Kelompok Organisme Perairan Dan Habitat Akuatik. Jurnal Hidrobiologi .2:124-125
Winahyu, D.A., Yulistia, A., Elly, L., Rustiati., Jani, M., Dan Andi, S. 2013. Studi Pendahuluan Mengenai Keanekaragaman Mikroalga Di Pusat Konservasi Gajah, Taman Nasional Way Kambas. Prosiding Semirata Fmipa Universitas Lampung, 2013:93-98.
Yatim. W. 2011. Kamus Biologi. Bandung:Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Comments

  1. Casino, Betway app for Android and iOS - JTM Hub
    › app 제주 출장샵 › casino-advice › app › casino-advice 서울특별 출장샵 This is a new app from Casino, Betway, which 화성 출장마사지 was introduced 양주 출장샵 on February 21, 2019. We use cookies to improve your browsing 제주 출장마사지 experience. Read more

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Makalah Sistem Integumen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan